Seketika itu kau
datang padaku. Kau tersenyum lembut sambil memandangku dari kejauhan. Aku bisa
melihat dirimu yang masih terpaku. Dan kau pun kembali membalikkan badan lalu
pergi menjauh...
Sore itu aku tau
namamu, aku berjabat tangan denganmu. Tak perlu waktu lama untuk sekedar bisa
berbincang denganmu. Aku begitu mengagumimu namun bukan sebagai Tuhan. Tetapi
sebagai seseorang yang telah mengisi hatiku. Tanpa kusadari rasa itu hadir
begitu saja. Namun semua kuanggap percuma. Tak ada satu orangpun yang
mengetahui isi hati seseorang. Begitupun juga denganku. Banyak orang berkata
bahwa setiap orang yang menyukai kita akan melakukan semua hal dengan baik
terhadap kita. Aku terlalu bodoh untuk mengerti apa makna dibalik kata-kata
itu. Namun yang aku tahu, setiap orang memang wajib berbuat baik bagi semua
makhluk hidup. Bukan karena alasan suka, sayang, bahkan cinta. Itulah yang aku
pikirkan. Dia memang begitu baik, tapi aku sama sekali tidak tahu apa arti
kebaikannya terhadapku. Setiap kali aku melihatnya, aku merasa ada sesuatu yang
berbeda. Setiap kali aku berada dekat dengannya, seketika rasa nyaman melandan
seperti berada di dalam rumah tempat singgah yang begitu megah. Namun, ketika
dia jauh dari penglihatan dan pendengaranku, seketika itu pula rindu
menyerbuku. Hal kecil yang takkan pernah ku lupa, bagaikan kehadiran malaikat
memikat jiwa. Aku mudah percaya, dan aku tidak tau itu kelemahan atau
kelebihanku. Aku mudah tertipu, seperti engkau merasuk dalam benakku lalu
menghasutku untuk mencintaimu. Aku sendiri tidak mengerti mengapa dia bisa
begitu memikatku. Tuhan menciptakan makhlukNya saling berpasangan. Jika ini
rencana Tuhan, aku hanya ingin berpasangan hanya dengan dia. Namun, jika Tuhan berkehendak
lain, aku akan merelakan dia untuk seseorang yang jauh lebih baik dari pada
diriku. Yang mampu menjaganya, di setiap suka maupu duka. Yang selalu setia
kepadanya, di saat susah maupun senang. Membiarkan dirinya bahagia bersama
orang yang dia cintai.
Kata demi kata
kurangkai, tak sedikitpun ku berpaling darimu. Kau memberi kisah yang indah
dalam hidupku. Dan aku hanya seperti budak yang beruntung. Memaki diriku
sendiri untuk bisa membalas semua kebaikanmu. Hanya seperti pujangga yang bisa
merangkai kata yang indah tanpa makna yang berarti. Malaikat berbisik seakan
mengutukku untuk tetap mencintaimu. Dan aku sadar bahwa cinta yang suci akan
selalu didasari dengan hati yang tulus. Tak perlu memaksa diri, yang ada hanya
mengalir bagai air menuju hilir......